Selasa, 24 Februari 2015

Budaya Jerman dan Budaya Indonesia

  Apakah yang terlintas di dalam pikiran kalian ketika mendengar sebuah negara bernamakan 'JERMAN' . Was denkt ihr? Para tokoh ilmuwan terkenalkah? kualitas pendidikan yang tinggi? atau mungkin merk Mobil terkenal? seperti, BMW, Audi, VW, dan Porsche. Memang, negara maju yang satu ini patut kita akui keberhasilannya. Jerman juga merupakan negara yang di idam-idamkan oleh sebagian orang-orang dari berbagai manca negara. Namun hanya sebagian kecil masyarakat asing yang mengenal budaya Jerman. oleh karena itu artikel ini akan mencoba memberikan sebagian gambaran kecil mengenai Budaya Jerman yang telah dirangkum menjadi lima aspek dalam kehidupan masyarakatnya sehari-hari, seperti berikut.



1. Telefongespräch
Di Jerman, orang menjawab telepon dengan menyebutkan Familienname (nama keluarga) dan jika berada di perusahaan menyebutkan nama perusahaannya. berbeda dengan di Indonesia, orang yang menjawab telepon mengatakan ' hallo ' atau menanyakan nama si penelpon. Hal seperti itu dianggap kurang sopan oleh masyarakat Jerman.

2.  Einkaufen
Jam-jam buka toko di Jerman sudah diatur secara hukum yaitu senin-jumat dari jam 08.00-18.30, sedangkan pada hari sabtu dari jam 08.00-18.00 dan pada hari kamis diperbolehkan buka toko sampai pukul 20.30 . sistem aturan toko seperti ini sangatlah berbeda dengan di Indonesia, yang jam buka tokonya tidak diatur secara hukum. di Indonesia, penjual bebas mengatur waktu buka dan tutup toko. Tetapi di Jerman dan di Indonesia sama-sama memiliki supermarket yang membagikan Werbezettel mit Sonderangeboten ( daftar promosi penawaran khusus )

3. Einladung
Dalam hal mengundang pesta atau perayaan di Jerman, seseorang yang akan mengundang akan menerima orang-orang yang telah di undangnya saja Biasanya orang yang di undang membawa coklat atau seikat bunga ketika bertamu.  Hal yang sangat biasa jika yang menjadi tuan rumah seorang laki-laki yang memasak hidangan makanannya dan orang Jerman sangat tepat waktu bila mengadakan sebuah janji pertemuan. berbanding terbalik dengan di Indonesia yang akan mengajak orang yang sebenarnya tidak di undang dalam suatu pesta, misalnya Katja mengundang Anna ke pesta ulang tahunnya lalu ketika sampai dipesta Anna ternyata mengajak adiknya yang sebenarnya tidak di undang oleh Katja, hal demikian mungkin tidak masalah di Indonesia namun tidak demikian dengan masyarakat Jerman.

4. Wohnungen
Di Jerman anak-anak yang berusia diatas 18 tahun tidak tinggal serumah lagi dengan keluarganya, walaupun ada yang masih tetap tinggal bersama keluarganya mungkin itu disebabkan keuangannya yang kurang cukup ataupun masih belum menemukan tempat tinggal yang cocok. anak-anak di Jerman pada umumnya bersifat mandiri dan tidak tergantung pada orang tua. Tidak seperti di Indonesia anak-anak berusia diatas 18 tahun bahkan tidak jarang kita melihat orang yang sudah menikah tetap tinggal satu rumah bersama orang tuanya.

5. Berufe
Pengangguran di Jerman berhak menerima suatu tunjangan. Orang yang mendapatkan tunjangan tersebut kurang lebih telah bekerja satu tahun dan telah mengajukan sebuah permohonan. Lamanya tunjangan yang diberikan sesuai dengan lamanya ia telah bekerja. Dan bursa kerja di Jerman akan membuka lapangan kerja untuk pengangguran sesuai dengan pekerjaannya yang lama dan keahliannya. Berbeda dengan di Indonesia yang rata-rata penganggurnya ditelantarkan dan kurang diperhatikan, dalam hal ini sebaiknya Indonesia lebih memperhatikan para penganggur yang ada dengan memberikan mereka kesibukan dengan melakukan berbagai macam kegiatan yang bermanfaat.


Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa  Indonesia dan Jerman merupakan negara yang memiliki kebudayaan yang berbeda. Semakin banyaknya kebudayaan yang ada, akan menambahkan nilai penting bagi masing-masing negara. semoga artikel ini dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan kalian tentang negara Jerman. Vielen Dank! :)