Minggu, 02 Agustus 2015

Tradisi dan Kebiasaan Orang Jerman

Hallo alle! Senang sekali akhirnya kami dapat kembali memberikan informasi seputar negara Jerman.
Jerman merupakan sebuah negara yang mempunyai budaya unik, budaya tersebut juga dapat terlihat pada kebiasaan orang-orang Jerman yang mereka lakukan sehari-hari. Berikut merupakan tradisi dan kebiasaan orang-orang Jerman, semoga dapat menambah pengetahuan kalian :)

1. Tradisi Pemberian Nama
Pernah dengar nama Müller,Weber,atau Schweinsteiger?,tau artinya?
Kalau kita denger sih kayaknya keren tapi ternyata artinya dikit lucu bagi orang indonesia. Orang Jerman pada jaman dahulu suka menggunakan nama pekerjaan mereka sebagai nama panggilan mereka selain nama-nama umum yang memang sudah ada sejak ratusan tahun lalu
seperti Mark,Ribert,David,dll. Orang eropa memang cendrung menggunakan nama-nama yang umum tersebut tanpa menggubahnya, sehingga nama-nama orang eropa yang sudah tua itu masih saja dipakai hingga saat ini.
Disamping nama-nama umum itu orang jerman juga suka menambahkan nama pekerjaan mereka di belakang nama umum tersebut. Kebiasaan itu berlangsung hingga sekarang, malah telah menjadi nama keluarga. Berikut beberapa nama-nama orang Jerman dan artinya:
Mueller (penggiling)
Bauer (petani)
Schneider (pemotong)
Kaufmann (pedagang)
Schumacher(pembuat sepatu)
Schiffer (juragan)
Graf (pegawai pencatat)
Schweinsteiger (pengembala/pengurus babi)
Weber (penenun)

2. Tradisi Pernikahan
Di Jerman bulan pilihan untuk menikah adalah Mei. Tradisi
yang berhubungan dengan pernikahan di Jerman yang banyak
dan berbeda-beda menurut wilayah.
Brides sering membawa garam dan roti sebagai pertanda
untuk hasil panen yang baik dan laki-laki membawa gandum
untuk kekayaan dan nasib baik.
Pada daerah-daerah tertentu di Jerman, hingga sekarang
masih mewarisi kebiasaan ritual pernikahan kuno tertentu,
misalkan sebuah contoh di daerah Bonn yang masih nge-trend
yakni ritual Bude Abend yang sebelum pernikahan
membanting ember dan memecah piring.
Sama halnya dengan situasi di negara Eropa lainnya, pemuda-
pemudi Jerman kebanyakan di dalam gereja melangsungkan
ritual pernikahan dan di rumah melangsungkan pestanya .
Pihak lelaki menutup biaya untuk acara di gereja, daftar nama
para tamu peserta pesta pernikahan kebanyakan ditentukan
oleh orang tua mempelai wanita.
Akan tetapi, pada kebanyakan situasi, orang tua pihak
mempelai selalu berunding dengan besan mereka, masing-
masing mengusulkan separuh nama tamu, dengan begitu bisa
menghindari munculnya hal tidak menyenangkan pada saat
pesta berlangsung.
Pesta pernikahan pada umumnya, daftar nama tamu biasanya
termasuk anggota keluarga kedua keluarga, kawan kedua
belah pihak orang tua, para teman mempelai pria dan wanita,
secara garis besar ditentukan berdasarkan perbandingan yang
setara.
Di dalam suasana pesta yang khidmat, mempelai pria yang
berbusana pakaian rapi dan bergandengan tangan dengan
mempelai wanita yang bergaun putih, di bawah kawalan dari
pengapit pengantin laki-perempuan, memasuki arena pesta
pernikahan, para undangan menyatakan selamat kepada
pengantin baru, kedua mempelai menyatakan rasa terima
kasih kepada hadirin satu persatu.
Secara tiba-tiba, suara Ting ting tang tang pecahan piring
dan bunyi gaduh bantingan mangkuk, selain itu juga tiada
henti, persis bagaikan suara petasan pada saat malam tahun
baru Imleek. Ternyata, dengan mengikuti kebiasaan tradisional
setempat, sebelum resmi menikah harus melangsungkan ritual
membuang yang lama (sial) menyongsong yang baru.
Para undangan yang mengikuti acara pesta, setiap orang pada
membawa aneka macam mangkuk pecah, piring retak, botol
pecah dan lain sebagainya. Di dalam ritual, orang-orang pada
berlomba membanting piring dan memecah botol, silih
berganti, suara gaduh tidak berhenti.
Benda-benda rombeng yang dibawa dan dibanting para tamu
berserakan di lantai, orang tua pengantin wanita dengan
tersenyum simpul mengumpulkan pecahan benda-benda
tersebut dan disapu menjadi satu dimasukkan ke dalam
sebuah koper usang serta disulut dengan api di tengah
halaman, para hadirin mengelilinginya sembari menyanyi dan
menari, bersorak sorai dan berlompatan.
Di dalam konsepsi tradisional orang Tionghoa, pada saat
pesta, pantang memecahkan barang, konsepsi tradisional
orang Jerman justru terbalik.
Mereka menganggap dengan membanting dan melempar
keras-keras, bisa membantu kedua mempelai menghapus
kegundahan masa lampau dan menyongsong permulaan yang
indah, di dalam perjalanan kehidupan yang panjang, sang
suami-isteri bisa selalu mempertahankan asmara yang
hangat, selama hidup tak berpisah hingga rambut memutih.
Yang lebih menarik ialah, suami isteri pengantin baru tidak
boleh menikmati malam pertama dengan tenang, melainkan
berkonsentrasi penuh, dengan seksama memperhatikan
keadaan sekeliling.
Selalu saja ada tetangga kiri kanan yang secara berkala
memecahkan seperangkat porselen, sesudah kedua mempelai
itu mendengarnya, sebagai reaksinya diharuskan dengan
segera memecah juga sebuah benda.
Seolah-olah pihak lain memecah sebuah benda pecah-belah
adalah mengucapkan selamat kepada mereka, maka mereka
juga membanting sebuah porselin untuk menunjukkan rasa
terima kasih.
Hal hal unik lainnya dalam tradisi pernikahan di jerman yaitu
pengantin wanita sering membawa garam dan roti sebagai
pertanda untuk hasil panen yang baik dan laki-laki membawa
gandum untuk kekayaan dan nasib baik.

3. Pola Tidur
Survei tidur global yang dilakukan The National Sleep Foundation menemukan pola dan kebiasaan tidur unik dari setiap orang di enam negara besar di dunia.
Sebanyak 36% warga Jerman yang disurvei mengaku tidur kurang dari tujuh jam setiap malam. Kualitas tidur warga Jerman sangat dipengaruhi oleh kondisi kamar tidur. Mereka mengaku lebih
santai jika kamar memiliki aroma segar dan menyenangkan.
Sehingga mereka membersihkan dan merapikan kamar setiap minggu agar mendapat udara segar sehingga memiliki kualitas tidur malam yang baik.

4. Kebiasaan Makan
Bratwurst , roti, sosis, keju, Sauerkraut, Currywurst , Kartoffelsalat … adalah beberapa jenis makanan yang pastinya tak jarang
ditemukan, namanya terngiang-ngiang ditelinga bahkan terbayang dipikiran para pembaca di Indonesia, jika kita mendengar
kata Jerman. Lalu bagaimana dengan kebiasaan makan di
Jerman? Apakah memang hanya jenis makanan ini yang
menjadi menu makanan sehari-hari di Jerman dan merupakan menu makanan di setiap waktu makannya?
Kebiasaan makan di Jerman sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan kebiasaan makan di negara kita, yang pada umumnya terdiri dari waktu sarapan pagi, makan siang dan makan malam.

Sarapan Pagi
Seperti biasa kebiasaan makan di mulai dengan sarapan pagi. Ditemani secangkir kopi atau teh, berbagai jenis roti tawar dan juga jenis roti Brötchen dengan olesan berbagai selai manis beragam rasa atau coklat
merupakan salah satu dari menu standar sarapan pagi. Atau bahkan berbagai jenis keju serta sosis dapat juga menjadi pilihan untuk
sarapan. Namun tak menutup kemungkinan jika menu di pagi hari lebih luas lagi seperti menghidangkan makanan lainnya diantaranya
yoghurt , cornflakes , müsli dan juga telur rebus serta berbagai jenis jus buah-buahan untuk minumannya.

Makan Siang
Makan siang merupakan waktu makan utama yang memiliki
menu berat layaknya seperti di Indonesia nasi beserta lauk
pauknya. Hanya di Jerman makan siang selalu dihidangkan
dalam keadaan panas dan fresh dan menu makanan yang
disantap sering bervariasi. Seringkali menu yang ada terdiri
dari menu masakan berbahan dasar daging, kentang serta
sayur-sayuran.

Makan Malam
Abendbrot – der Abend= malam – das Brot=roti, itulah
sebutan makan malam dalam bahasa Jerman. Dari
sebutannya saja sudah dapat diartikan jika menu makan
malam hanya terdiri dari berbagai jenis roti – Brot – yang
dihidangkan dengan berbagai jenis keju, irisan sosis dan salat.
Namun kadangkala disajikan pula makanan lainnya yang
dalam keadaan „panas“ seperti sup.
Selain ketiga waktu makan yang telah disebutkan, adapula
waktu makan lainnya yaitu sebagai waktu makan tambahan.
Tepatnya waktu makan ini dilakukan di sore hari disaat akhir
pekan. Hidangan yang tersedia pun adalah berbagai jenis kue
atau kue tart yang disertai dengan minum kopi atau teh
bersama. Waktu ini seringkali juga digunakan untuk
berkumpul bersama sanak keluarga atau teman bahkan
sahabat.
Akan tetapi dengan seiringnya perubahan waktu dan
perkembangan jaman yang disertai dengan perubahan cara
hidup orang Jerman dan kesibukan serta kebutuhan yang
berbeda-beda, kebiasaan makan di Jerman pun turut
mengalami perubahan. Dengan tingkat kesibukan yang tinggi
tak banyak dari orang Jerman yang meluangkan cukup waktu
untuk makan. Seringnya mereka hanya menghabiskan
kebiasaan makannya dalam waktu singkat, sebagai contoh di
kala siang hari karena pekerjaan atau kegiatan lainnya tak
jarang makanan di kantin tempat bekerja, restoran ataupun
makanan siap saji bahkan makanan dari Imbiss sudah biasa
dijadikan sebagai alternatif.
Lalu waktu makan pada siang dan malam hari pun seringkali
bervariasi, yang pasti adalah salah satu dari waktu makan
tersebut menyajikan makanan dalam keadaan panas dan
fresh . Selain itu berbagai restoran yang menghidangkan
berbagai jenis makanan dari berbagai negara, sebut saja
seperti hamburger, döner kebab , pizza , pasta, dan juga sejenis
makanan asia menambah jenis makanan yang dapat ditemui
di Jerman. Tentunya yang tak kalah penting juga bahwa
banyak Imbiss yang hampir dapat ditemui di seluruh pelosok
Jerman yaitu semacam restoran atau kios kecil yang menjual
makanan tertentu diantaranya seperti Pommes Frites ,
Bratwurst , Currywurst , Kartoffelsalat dan lainnya melengkapi
sudah keanekaragaman jenis makanan yang tersedia di
Jerman.
Setidaknya para pembaca sekarang sudah mengetahui kira-
kira kebiasaan makan di Jerman, tetapi yang mungkin harus
diketahui juga bahwa tentunya kebiasaan dan jenis makanan
yang ada di Jerman pun berbeda-beda tergantung dari
wilayah masing-masing, layaknya di Indonesia yang memiliki
khas makanan dari tiap-tiap daerahnya.

5. Kebiasaan Mengisi Waktu Luang
Waktu luang yang tersedia untuk remaja dan orang dewasa di Jerman sekarang lebih banyak daripada yang tersedia sepuluh tahun
lalu – rata-rata enam setengah jam per hari. Orang Jerman paling suka menghabiskan waktu itu dengan berolahraga atau dengan mengikuti acara budaya. Waktu yang dihabiskan penduduk Jerman di depan
pesawat televisi atau dengan mendengar radio lebih sedikit dibandingkan dengan
kebanyakan negara OECD lainnya.
Di Jerman istilah mall jarang dipakai, karena jarang ada.
Yang ada di Jerman adalah Fußgängerzone, yaitu daerah
pejalan kaki terbuka dan di sebelah kiri-kanan ada toko-
toko. Pada umumnya orang Jerman lebih suka meluangkan
waktu untuk jalan-jalan di taman dari pada ke mall. Mereka
biasanya hanya pergi belanja kalo memang ada keperluan
tertentu dan bukan hanya untuk jalan-jalan.

4 komentar:

  1. Sangat menarik dan bermanfaat, trimakasih

    BalasHapus
  2. bagus mas.visit blog saya juga ya mas.
    www.enrichxcx.blogspot.com

    BalasHapus
  3. Sangat bermanfaat sekali saya terbantu oleh adanya blog ini 😊😊

    BalasHapus
  4. Sangat bermanfaat sekali saya terbantu oleh adanya blog ini 😊😊

    BalasHapus