Hallo, Wie geht's? Yuk kita lanjutkan aktivitas kita dengan suatu hal yang berguna tanpa sia-sia dengan mengujungi serta membaca blog kami. Sebelumnya kalian pasti mempunyai cara dan gaya berbeda dalam berkomunikasi kan? Begitupula dengan masyarakat di negara Jerman, mereka memiliki ciri khas dalam berkomunikasi. Mari kita baca :)
1. Berbicara langsung dan tidak suka basa-basi
Orang jerman sangat menghargai waktu, begitupun
saat berkomunikasi. Mereka lebih suka “to the
point” terhadap pembicaraan. Basa-basi memang
kerap menjadi bumbu komunikasi tetapi kadang-
kadang menjadi tidak jelas dan menimbulkan
permasalahan. Orang jerman adalah orang yang
teratur, terencana dan sistimatis sementara basa-
basi hanya mengulur waktu dan diluar rencana
atau konteks bicara. Jadi jika anda akan membuat
pertemuan/rapat bisnis atau yang menyangkut
seputar pekerjaan, upayakan pertemuan yang
berencana, bertujuan dan sistimatis. Jika pasangan
anda atau orang terdekat anda adalah orang
jerman, nyatakan secara langsung maksud anda
ketimbang anda meminta mereka menebak
pembicaraan.
2. Berwajah serius untuk pertama kali dan akan
bersikap ramah dan terbuka bila sudah
mengenalnya.
Jika dibilang tidak suka senyum, orang jerman
salah satunya. Bukan karena mereka pelit senyum
tetapi mereka hanya bersikap ramah, termasuk
senyum bila sudah kenal dan akrab. Di tempat
umum, wajah mereka terlihat serius dan tertutup.
Budaya senyum kepada siapa saja tidak berlaku
pada orang jerman untuk orang asing atau tidak
dikenal baik. Mereka bukan sombong tetapi
memang demikian adanya.
3. Kontak mata saat berbicara
Bagi mereka yang menghindari kontak mata saat
berbicara bisa disebabkan karena persoalan
budaya yang memang mengajarkan begitu.
Dipandang tak sopan jika menatap mata langsung.
Selain itu, menghindari tatap mata bisa jadi
karena persoalan internal yang menyangkut
kebenaran yang disampaikan atau kepercayaan
diri terhadap lawan bicara. Ini tidak berlaku di
Jerman. Bila sepasang kekasih atau suami isteri
asal Jerman, mereka akan saling memandang satu
sama lain. Mereka terlihat mesra dari tatapan
mata. Untuk urusan komunikasi, orang jerman
dapat dikatakan suka berbicara jujur sehingga
mengandalkan kontak mata sebagai bagian
komunikasi non verbal.
4. Jujur dan mungkin sedikit menyakitkan
Seperti dikatakan di atas, orang jerman suka
berbicara jujur dan apa adanya. Mereka adalah
orang yang langsung (direct) yang memang bagi
sebagian orang komentar mereka bisa sedikit
menyakitkan. Jadi jangan marah jika mereka
berbicara apa adanya tentang anda. Jangan
khwatir, saya belum menemukan orang jerman
sampai sekarang yang suka mendendam. Mereka
juga orang yang logis dan rasional. Istilah dalam
bahasa Indonesia, jangan dimasukkan ke dalam
hati.
5. Kontak tubuh
Jika di atas kita membahas kontak mata, orang
jerman juga orang yang ekspresif untuk melakukan
kontak tubuh. Pertama kali bertemu, mereka akan
menjabat tangan dengan hangat sambil menepuk
bahu anda. Itu wajar. Pertama kali saya bertemu
orang jerman di bagian selatan, mereka akan
mengajak kita berpelukan sambil “cipika cipiki”
atau cium pipi. Itu adalah bentuk sapaan yang
hangat baik pria maupun wanita. Mereka
memperlakukan wajar dan sama, terutama jika
akrab dan sudah kenal baik.
6. Formal
Lingkup pertemanan orang jerman sangat
terbatas. Mereka lebih memikirkan kualitas
hubungan, karena mereka selektif dan ketat.
Mereka termasuk lambat dalam urusan
persahabatan. Dengan begitu, mereka bisa
membedakan urusan dalam pekerjaan/bisnis
dengan persolan pribadi/keluarga. Dalam bahasa
jerman dikenal ‘you’ untuk konteks formal dan
informal. Terhadap orang asing atau baru
bertemu, maka orang jerman akan memanggil
“Sie” sedangkan untuk sapaan informal atau sudah
dikenal dengan sapaan “Du”. Mereka akan berhati-
hati dalam berbicara dan menyapa dengan “Sie”.
Sebagai contoh untuk memanggil dokter
perempuan, mereka akan menyapa “Guten
Morgen, Frau Doktor”. Untuk salam formal,
mereka menempatkan gelar akademis. Dalam
situasi formal, perempuan disapa “Frau” dan laki-
laki disapa “Herr”.
7. Mampu membedakan urusan bisnis atau
pekerjaan dengan hal pribadi
Orang jerman tidak suka membicarakan atau
mencampuradukkan urusan bisnis dengan
persoalan pribadi. Dalam urusan pekerjaan,
mereka akan fokus pada hal-hal bisnis/pekerjaan.
Orang jerman jarang mengundang untuk ke rumah
mereka, bila itu terjadi maka komunikasi informal
yang dimaksud.
8. Pentingnya janji dalam pertemuan dan disiplin
waktu
Dianggap tidak sopan jika kita berkunjung ke
rumah kerabat di Jerman tanpa janji. Apa pun
dalam segala urusan bisnis dan sosial, kita
membuat janji bertemu. Jerman merupakan
negara yang teratur, tertib dan disiplin dengan
istilah “termin”. Jika kita mendapatkan undangan
berkunjung atau memiliki pertemuan dengan
orang jerman, kita diharapkan datang tepat waktu.
Mereka yang datang terlambat atau tidak tepat
waktu dipandang tidak sopan. Mereka sangat
menghargai waktu. Dalam sapaan formal, mereka
akan memanggil nama belakang (nama keluarga)
kepada anda pertama kali.
9. Rasional, berpikir deduktif dan logis
Jerman adalah orang yang suka berpikir deduktif
dan membangun pengetahuan teoritis untuk
sebuah argumen. Mereka lebih menerima segala
hal yang rasional dan logis. Mereka cenderung
kritis, suka berdebat dan mengkaitkan pertanyaan
dengan subyek terkait atau fokus. Mereka akan
mengatakan “Anda salah” secara blak-blakan
dalam urusan pekerjaan.
10. Sedikit yang berbicara bahasa inggris.
Tak banyak dijumpai orang jerman bisa berbicara
dalam bahasa inggris yang baik dan benar. Semua
hal untuk publik lebih banyak dituliskan dalam
bahasa jerman. Bahkan untuk nonton film impor
buatan Hollywood misalnya, Jerman sudah
mengalihbahasakan menjadi bahasa jerman.
Mereka akan sangat menghargai bila kita bisa
berbicara bahasa jerman meski masih terbata-
bata. Ucapkan “Hallo” atau “Servus” sebagai
sapaan pembuka.
PERILAKU NONVERBAL ORANG JERMAN & INDONESIA
1. Dalam berjabat tangan ada pengecualian dari jerman
umumnya orang jerman baik pria ataupun wanita
tidak suka menyentuh apalagi memegang sesama
jenis kecuali mereka mau dipanggil gay atau lesbi
sedangkan di Indonesia, berjabat tangan sesama jenis
saat bertemu adalah hal yang wajar, bahkan
terkadang untuk kalangan tertentu di Indonesia,
cipika-cipiki juga merupakan hal yang wajar.
2. Di Jerman kaum wanita seperti juga kaum pria biasa
berjabatan tangan dalam pergaulan sosial sedangkan
di Indonesia, berjabat tangan lawan jenis bisa menjadi
hal yang wajar tapi bisa menjadi hal yang dilarang
jika dilihat dari sudut pandang islam.
3. Di Jerman, pemuda yang menggandeng bahu sesama
jenis dikatakan gay, sedangkan di Indonesia tidak
jarang seorang pemuda menggandeng bahu temannya
ketika berjalan kaki menyusuri trotoar tanpa ada
kekhawatiran dikatakan homo, dan perilaku tersebut
di Indonesia lebih menandakan keakraban
kekerabatan maupun kekeluargaan
4. Di jerman, acungan jempol juga dapat berarti satu,
isyarat seperti ini terkadang digunakan oleh orang
jerman untuk memesan satu (botol atau gelas) bir
kepada pelayan sedangkan di Indonesia acungan
jempol mungkin mengatakan bagus, oke, sip atau
beres.
5. Untuk menunjukkan istimewa (excellent) terkadang
orang jerman mempertemukan ujung jempol dan
telunjuk (membentuk lingkaran) dengan meninggalkan
dan membiarkan ketiga jari lainnya berdiri sedankan di
Indonesia, isyarat ini untuk menunjukkan bahwa
segala sesuatunya sudah beres.
6. Di Indonesia menyentuhkan telunjuk kanan di kening
dengan posisi miring menjunjukkan bahwa seseorang
itu sinting sedangkan di Jerman hal ini dilakukan
dengan nenunjukkan telunjuk sebelah kanan ke kening
sebelah kanan pula. Isyarat ‘gila’ di Jerman bisa
berarti “pikirlah pakai otak” atau sebagai tanda untuk
berpikir.
7. Orang jerman sangat lazim menunjukkan sesuatu
dengan telunjuk kepada atasannya semisal seorang
atasan bertanya “dimana buku saya ?” sedangkan di
Indonesia, hal tersebut adalah merupakan
ketidaksopanan. Orang-orang kita biasanya
menggunakan ibu jari menghadap ke atas dengan
arah menunjukkan tempat/benda tersebut.
8. Orang Jerman mengetuk-ngetuk meja dengan semua
jari yang ditekukkan sehingga tangan terkepal ini
bertujuan member applause seseorang, di Indonesia
seseorang memberikan applause dengan menepuk-
nepukkan kedua telapak tangan dan terkadang diiringi
dengan berdiri untuk lebih menjadikan orang yang
diberi applause itu istimewa.
9. Orang Jerman menyuruh orang lain diam dengan cara
meletakkan jari telunjuk di bibir sambil mengatakan
“ssstt” hal ini mirip dengan apa yang dilakukan di
Indonesia, tapi di Indonesia bisa juga dengan
menempelkan ujung jari-jari tangan kanan ke telapak
tangan sebelah kiri atau sebaliknya sehingga
membentuk seperti huruf ‘T’, bisa juga dengan
mengatup-atupkan antara ibu jari dengan dua jari di
atasnya (telunjuk dan jari tengah).
10. Orang Jerman meletakkan jempol ke lubang telinga,
membiarkan kelingking berdiri dan menekuk ketiga jari
lainnya, isyarat seperti ini berarti mengatakan”mari
kita bicara lewat telepon nanti”, sama seperti di
Indonesia hanya saja terkadang di Indonesia ditambah
dengan tangan digerak-gerakkan.
11. Dijerman isyarat yang buruk seperti mengacungkan
jari tengah dapat membawa pelakunya ke meja hijau
karena sudah termasuk pelanggaran yang sangat
berat, sedangkan di Indonesia isyarat seperti itu
memang sangat tidak sopan tetapi bisa tidak sampai
membawa pelaku ke meja hijau.
12. Di jerman memberikan bunga mawar merah kepada
wanita dianggap sebagai suatu undangan yang
romantis, tetapi menjadi tidak baik jika dikaitkan
dengan hubungan bisnis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar