Sabtu, 11 Juni 2016

Ramadhan di Jerman

      Di Jerman terdapat lebih dari empat juta orang memeluk agama Islam. Meski tak banyak tampak ornamen-ornamen Ramadhan di Jerman, banyak di antara mereka yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci ini. Bagi yang berpuasa di Jerman, jika puasa jatuh pada musim panas, maka banyak yang merasakan tantangannya lebih berat, karena jarak waktu Subuh ke Maghrib menjadi lebih panjang. Tahun 2016, misalnya, jarak Subuh ke Maghrib di Jerman sekitar 18 jam. Wow mantap. Meski demikian, Ramadhan menjadi masa yang sangat indah, di manapun mereka berada. 

     Banyak pendatang Muslim yang bekerja di sektor gastronomi. Sebagian besar mereka harus bekerja sambil berpuasa. Di musim panas - saat suhu udara semakin panas - membuat mereka yang bekerja di sektor ini cepat merasa letih dan lemas.

     Di bulan puasa, beberapa warung atau restoran, termasuk restoran Arab atau Turki tetap buka. Aroma kebab tetap tercium meski belum mendekati Maghrib. Berbedanya jangka waktu berpuasa mendorong beberapa kaum Muslim untuk pulang kampung.

     Imam Erol Pürlü dari Ikatan Pusat Kebudayaan Islam di Köln mengingatkan, "Dalam Islam berlaku aturan dasar, bahwa setiap orang tak akan dibebankan sesuatu yang tidak bisa mereka tanggung". Artinya, bila orang itu sakit, hamil atau menyusui, maka ia berada dalam kategori orang tak bisa berpuasa. Untuk melunaskannya, kategori orang ini bisa membayar Fidyah, menyumbang uang kepada orang miskin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar